October 27, 2009

Durian? Not this time..

Di jalan Solo ada kedai kecil yang namanya Duren-Duren. Ceritanya, di situ jualan macem-macem makanan olahan durian. Hmm.. as a huge fan of durian, itu jadi tempat yang harus dicoba.
Lucu juga, menunya nggak banyak, tapi distensil ke tiang dalam ruangan. Jadi kita nggak perlu mebolak-balik buku menu.
I chose double choccolate, dan apa ya.. semacam es dawet durian gitu.
Aku menebak-nebak olahan durian itu bakalan menarik sekali dan enak sekali. Tapi oh, inilah dia:



 This is what they call Double Choccolate. There's nothing double about the choccolate! Cuma 4 butir durian kecil (dan totally hambar! Sepa!), plus ice cubes, plus a scoope of choccolate ice cream, dan ditaburi semacam serbuk coklat gitu. So here's my opinion:

1. Makannya susah, karena pake sendok logam kecil yg buat ngaduk teh. Banyak es batunya bikin makin sulit.

2. Duriannya kecil, nggak ada rasanya samasekali, dan tetap harus dimakan pake tangan karena masih utuh dengan bijinya. No way you can eat it using any kind of spoon.

3. Absolutely not impressing.

 
Dan inilah dawet duriannya. Aku lupa apa istilahnya di daftar menu. Tapi ini bener2 cuma es dawet yang dikasih sebutir durian. Untuk menu ini, duriannya beda sama yg tadi. Lebih gede, lembut dan manis. Tapi tetep aja, ngga istimewa.

Well, karena kualitas yg begini, bikin harganya jadi terasa mahal.Antara 8-belasan ribu.Rasanya nggak sepadan sama yang aku dapatkan.
Waktu bayar di kasir, aku ditawarin beli dodol duren. Nggak usah ya!
Well, satu2nya yang aku suka dari tempat itu adalah lukisan di atas tempat aku duduk. Lukisan satu keluarga yang naik sepeda bareng2. Lucu banget, nggak tau kenapa, aku ngerasa pesan dalam lukisan itu dalem buat aku.

Hmm, diambil pake kamera hp, kadang jadi begini, nggak cerah. Sayang ya?
Eniwei, aku suka lukisan ini.. funny but touching :)

Have fun all! :)

October 17, 2009

Lawung Ageng

Hari Sabtu lalu, aku datang ke 0 km (Monumen 1 Maret) karena ada invitation dari Mas Hendro Plered di FB. Ternyata di situ diselenggarakan acara budaya, orasi dan tarian yg intinya sih meminta adanya Pisowanan Ageng. Pisowanan Ageng sendiri merupakan ajang pertemuan Sultan Jogja dengan masyarakat, supaya masyarakat bisa menumpahkan uneg2 dan meminta konfirmasi mengenai berbagai hal, keresahan maupun pertanyaan.
Nah, dalam hal ini yang sedang menimbulkan keresahan rakyat Jogja adalah soal RUU Keistimewaan yg sedang digodog pemerintah pusat. Bagaimana nantinya Jogja akan menentukan Gubernurnya? Dengan penetapan seperti yg sudah berjalan selama ini, ataukah dengan pilkada? Hmm..
I wonder, kenapa perlu merubah sesuatu yang sudah berjalan begitu lama dan ngga menimbulkan persoalan apapun? Apakah demokrasi = pemilihan umum? Gimana kalau penetapan adalah sesuatu yg diinginkan seluruh rakyat? Bukankah itu juga demokrasi?
Yang menarik, di kesempatan itu juga ditampilkan sebuah tarian yang merupakan karya Sultan HB I. Nama tariannya Lawung Ageng. Seharusnya dibawakan oleh lebih banyak penari, tapi karena kondisi yang mendesak, menggambarkan keprihatinan, dan dengan dana terbatas, maka dibawakan dengan penari yg kurang daripada yg seharusnya.
Anyway, tarian ini menggambarkan dua kubu yang berselisih karena beda pendapat dan ada provokatornya juga, kemudian ada pihak yg punya ide buat melakukan perundingan aja daripada perang melulu.
Ini foto2nya:

Menunggu acara puncak dimulai:



Demonstrasi dengan berbagai macam tuntutan mengenai keistimewaan Yogyakarta:

Turis2 asing tertarik juga nih:

Di sini para pemain gamelan mengiringi penari2:

Para penari juga digangguin sama badut2 nakal dan provokator yang bikin mereka bertarung:

Huhh.. nunggunya lama, panasss... istirahat dulu aahhh..

Dan inilah dua kubu yang bertarung itu:







Dan akhirnya, ada yang punya inisiatif untuk berunding mencapai perdamaian:


October 6, 2009

Incredible October

Luar biasa promo Oriflame bulan ini ^_^
Duhh.. buruan yuk gabung, kita sama2 jalanin bisnis ini dan sama2 dapet banyak sekali keuntungan dari Oriflame.
Mau tau lebih banyak tentang bisnis ini? kita ngobrol langsung aja di ym/e-mail atau facebook ya?
contact aja di terbang_yuk@yahoo.com
atau langsung main2 ke web jaringan d'BC-ku: www.duniapipit.com


October 4, 2009

Cerita mudik Part 2: The Foods


Apa yang paling diburu kalau kita berwisata? KULINER! Hehehe.. secara doyan makan..

Setiap habis shalat Ied, pasti keluarga kumpul di tempat keluarga mama, sungkem2an, trus makan2 deeehhh.. sambil sesekali diinterupsi tetangga2 yang mulai berkeliling.
Menu wajib di tempat mama adalah: Ketupat, sayur tempe kuning (jadinya kupat glabed :D), opor ayam atau ayam goreng, sambal goreng ati pake pete, dan krupuk. Additional yang lain bisa berubah-ubah tiap tahun.


Persiapan, menunggu ayam, krupuk dan ikan. Gelasnya kurang karena jumlah orangnya 30-an.

Banyak makanan yang harus diburu selama si Tegal. Dawet beras salah satunya. Nyaris terlupa dari daftar, akhirnya dapat juga. Soto Tegal, the only Soto with tauco sauce on earth, masuk daftar wajib tingkat pertama. Nasi lengko, kupat glabed dengan sate kerang, es sagwan yang pinky dan manis, dan laiiiiin sebagainya, masuk daftar wajib kunjung.
Tapi salah satu tempat langganan setahun sekali adalah warung rujak Hj. Murod deket alun2. Ada sih rujak yang lebih enak di jalan Gajahmada, tapi di situ nggak jual asinan.
Mau pilih rujak kangkung atau rujak uleg? Rujak uleg terbuat dari serutan buah2an, diuleg bersama bumbu kacang pedas. Segeerrrrr!! Asinan2 dalam toples juga cantik dan seger bgt.